Yang awak ingat, menurut abang awak, yang juga sekolah Paspal (APA) SMA 6, pernah terbit buletin sekolah.
Ini media komunikasi paling top di sekolah.
Buatnya dikertas yang di stensil (Awas kalian ! Jangan pulak khayalan kalian nyangkut ke cerita syor Nick Carter, atau stensilan cabul yang dijual di Lapangan Merdeka itu).
Memang... dulu, buletin sekolah itu distensil.
Karena, di belakang sekolah (dekat WC yang baunya tak hilang sama karbol satu drum itu), ada satu ruangan tempat stensil. Letaknya persisi d isebelah ruang Guru Pembimbing (ini guru yang menasehati kalau kalian bandel, ketahuan buat onar di sekolah, berantam atau suka tarik-tarik beha murid perempuan.
Nah, di situ ada mesin stensil !
Distu pula dicetak, digulung lembar master stensil, untuk memperbanyak cetakan !
Jadi, di jaman itu, belum ada mesin foto copy !
Tentu saja yang buat buletin stensilan itu, penanggungjawabnya OSIS !
Cara buatnya, lembar stensil diketik, hurufnya bolong-bolong, tipp-exnya cairan warna merah.
Nah, kalau buat ilustrasi gambar (ya ilustratornya, pembuat karikatur, ya abangku itu), digambar dikertas stensil pake pinsil jarum ! Kalau tak ada, yang pake paku !
Sudah beres semua naskah, baru digulung di mesin stensil, tak jarang tintanya belepotan !
Hii.. hii.. hiii lucu ya cara buat buletin di jaman konon itu !
Konon pula.. harganya limpul, lima puluh perak ! Ya, seharga es krim cuan lah !
Konon, itu terjadi di tahun 1978-80.
Sekarang pengelolanya sudah banyak yang jadi direktur ! Tapi dijamin tak satupun, konon, ada yang jadi Direktur Sekolah !
Ini media komunikasi paling top di sekolah.
Buatnya dikertas yang di stensil (Awas kalian ! Jangan pulak khayalan kalian nyangkut ke cerita syor Nick Carter, atau stensilan cabul yang dijual di Lapangan Merdeka itu).
Memang... dulu, buletin sekolah itu distensil.
Karena, di belakang sekolah (dekat WC yang baunya tak hilang sama karbol satu drum itu), ada satu ruangan tempat stensil. Letaknya persisi d isebelah ruang Guru Pembimbing (ini guru yang menasehati kalau kalian bandel, ketahuan buat onar di sekolah, berantam atau suka tarik-tarik beha murid perempuan.
Nah, di situ ada mesin stensil !
Distu pula dicetak, digulung lembar master stensil, untuk memperbanyak cetakan !
Jadi, di jaman itu, belum ada mesin foto copy !
Tentu saja yang buat buletin stensilan itu, penanggungjawabnya OSIS !
Cara buatnya, lembar stensil diketik, hurufnya bolong-bolong, tipp-exnya cairan warna merah.
Nah, kalau buat ilustrasi gambar (ya ilustratornya, pembuat karikatur, ya abangku itu), digambar dikertas stensil pake pinsil jarum ! Kalau tak ada, yang pake paku !
Sudah beres semua naskah, baru digulung di mesin stensil, tak jarang tintanya belepotan !
Hii.. hii.. hiii lucu ya cara buat buletin di jaman konon itu !
Konon pula.. harganya limpul, lima puluh perak ! Ya, seharga es krim cuan lah !
Konon, itu terjadi di tahun 1978-80.
Sekarang pengelolanya sudah banyak yang jadi direktur ! Tapi dijamin tak satupun, konon, ada yang jadi Direktur Sekolah !
Nah, masuk ke jaman awak.
Itu ketua OSISnya Adi Surya Harun, masuk jaman kere ! OSIS kere.
OSISnya cuma punya bola volley dua, itu pun kulitnya sudah terkelupas...
alamak coy.. miskin kali OSIS awak..
Maklum, duitnya banyak habis buat nyumbang ke kuburan !!
Maksudnya, disumbang untuk keluarga murid yang kemalangan, alias meninggal.
Itu ketua OSISnya Adi Surya Harun, masuk jaman kere ! OSIS kere.
OSISnya cuma punya bola volley dua, itu pun kulitnya sudah terkelupas...
alamak coy.. miskin kali OSIS awak..
Maklum, duitnya banyak habis buat nyumbang ke kuburan !!
Maksudnya, disumbang untuk keluarga murid yang kemalangan, alias meninggal.
Untung ada si Rusmin !
Anak itu kecil, pintar, matanya yang sipit, tambah mengecil karena banyak membaca.
Persis Harry Potter
Kacamatanya minus beneran!
Jadi bukan kacamata bohongan buat nutupi wajah jelek murid-murid begaya menutupi wajah yang bopeng itu... !
Modal dari dialah, maka dibuat Majalah Dinding !
Lalu kunci Mading minta ke Pak Amin, boss Perpustakaan.
Maka disulaplah papan pengumuman yang tertutup kaca itu jadi Mading !
Anak itu kecil, pintar, matanya yang sipit, tambah mengecil karena banyak membaca.
Persis Harry Potter
Kacamatanya minus beneran!
Jadi bukan kacamata bohongan buat nutupi wajah jelek murid-murid begaya menutupi wajah yang bopeng itu... !
Modal dari dialah, maka dibuat Majalah Dinding !
Lalu kunci Mading minta ke Pak Amin, boss Perpustakaan.
Maka disulaplah papan pengumuman yang tertutup kaca itu jadi Mading !
Yang terjadi adalah...
Banyak murid yang buat artikel, cerpen, bahkan puisi.
Tak jarang puisi itu, adalah puisi cinta, nah ini buat murid yang naksir cewek/cowok lain.
Karena dibawah puisi itu, biasanya tertulis:
NB: buat seseorang di kelas...ada ubi ada talas, sempat-tak sempat harus dibalas...
(padahal seharusnya: empat kali empat, enambelas. Dasar awak murid pemalas.. !)
Alamaaak jaaang !
Kampungan kali awak tuuuu.
Nah, gitulah cara naksir (ngeten) cewek/cowok, dijaman dulu ... !
(Tanya aja si Coki (82), suka nulis puisi dia di Mading itu. Tapi tak satupun cewek kecantol. Mungkin kualat dia, karena sajadah dipermaknya jadi tas sekolah. Dibilangnya tas gambar mesjid itu hadiah dari omaknya pulang dari Mekah !
Phuiiih ..! Bedosa kau Coki... !
Padahal yang awak tau, biasanya nulis NB itu adalah catatan pojok bawah surat ke orangtua, biasanya nulisnya begini:
NB: Omak, kirim awak uang cepat ya Mak, uang sekolah anakanda belum dibayar...
Nah, yang ahli buat NB ini ya si Amrizal, waktu ketahuan nulis surat buat emaknya di Kisaran sana. Tak tau awak buat apa duit itu, jangan-jangan buat pacaran nonton di THR Simpang Limun
... hi..hi..hi.. !
Banyak murid yang buat artikel, cerpen, bahkan puisi.
Tak jarang puisi itu, adalah puisi cinta, nah ini buat murid yang naksir cewek/cowok lain.
Karena dibawah puisi itu, biasanya tertulis:
NB: buat seseorang di kelas...ada ubi ada talas, sempat-tak sempat harus dibalas...
(padahal seharusnya: empat kali empat, enambelas. Dasar awak murid pemalas.. !)
Alamaaak jaaang !
Kampungan kali awak tuuuu.
Nah, gitulah cara naksir (ngeten) cewek/cowok, dijaman dulu ... !
(Tanya aja si Coki (82), suka nulis puisi dia di Mading itu. Tapi tak satupun cewek kecantol. Mungkin kualat dia, karena sajadah dipermaknya jadi tas sekolah. Dibilangnya tas gambar mesjid itu hadiah dari omaknya pulang dari Mekah !
Phuiiih ..! Bedosa kau Coki... !
Padahal yang awak tau, biasanya nulis NB itu adalah catatan pojok bawah surat ke orangtua, biasanya nulisnya begini:
NB: Omak, kirim awak uang cepat ya Mak, uang sekolah anakanda belum dibayar...
Nah, yang ahli buat NB ini ya si Amrizal, waktu ketahuan nulis surat buat emaknya di Kisaran sana. Tak tau awak buat apa duit itu, jangan-jangan buat pacaran nonton di THR Simpang Limun
... hi..hi..hi.. !
Balik cerita...
Nah, di Majalah Dinding (Mading) itu pula pernah diadakan lomba lukis.
Hadiahnya pulpen Parker bermata emas yang mahal itu. Kotak pulpen Parker itu ditempel di Mading, buat memancing gairah peserta. Semua orang ngiler
Sehingga pesertanya pun bejibun.
Sampe puluhan lukisan masuk ke meja Redaksi.
Pusing awak liat lukisan2 itu. Saking banyaknya lukisan.
Ada lukisan abstrak, pemandangan, lukisan wajah dirinya (narsis kali dia !), lukisan wajah emaknya, bahkan lukisan pacarnya... !
Semua bagus-bagus...... (kalau dilihat dari jarak 2 km !)
Akhirnya Dewan Redaksi Mading pun rapat resmi.
(Untung Pak Amin tak ikut rapat)
Setelah Dewan Rekasi
melihat,
mengamati,
menimbang (tak ada yang berat 1 Kg),
akhirnya memutuskan...
PEMENANGNYA TIDAK ADA !
Hadiahnya pulpen Parker bermata emas yang mahal itu. Kotak pulpen Parker itu ditempel di Mading, buat memancing gairah peserta. Semua orang ngiler
Sehingga pesertanya pun bejibun.
Sampe puluhan lukisan masuk ke meja Redaksi.
Pusing awak liat lukisan2 itu. Saking banyaknya lukisan.
Ada lukisan abstrak, pemandangan, lukisan wajah dirinya (narsis kali dia !), lukisan wajah emaknya, bahkan lukisan pacarnya... !
Semua bagus-bagus...... (kalau dilihat dari jarak 2 km !)
Akhirnya Dewan Redaksi Mading pun rapat resmi.
(Untung Pak Amin tak ikut rapat)
Setelah Dewan Rekasi
melihat,
mengamati,
menimbang (tak ada yang berat 1 Kg),
akhirnya memutuskan...
PEMENANGNYA TIDAK ADA !
...........???
lho?
Ya iyalaaaah,
Biar kalian tau aja, biar awak bongkar rahasianya sekarang:
Sebenarnya Pulpen Parker bermata emas itu tidak ada.
Yang ada cuma kotaknya aja yang dipajang. Tak ada isinya ....!
Kotak Parker bermata emas itu dapatnya dari tong sampah di jalan Thamrin.
Ha ha ha ha..!
lho?
Ya iyalaaaah,
Biar kalian tau aja, biar awak bongkar rahasianya sekarang:
Sebenarnya Pulpen Parker bermata emas itu tidak ada.
Yang ada cuma kotaknya aja yang dipajang. Tak ada isinya ....!
Kotak Parker bermata emas itu dapatnya dari tong sampah di jalan Thamrin.
Ha ha ha ha..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar