Yang paling menyenangkan, ya praktikum biologi.
Gurunya Pak Sinulingga.
Sangat langka beliau kelihatan marah. Paling hebat, cuma lempar kapur saja, itu kalau murid sudah keterlaluan.
Humornya pun tingkat tinggi.
Kalau otak yang loading-nya lambat kayak jalan labi-labi, pentium 2, pasti ngalami kesulitan nangkap humornya. Biasanya, murid baru tertawa, setelah 5 menit dia ucapkan joke, humor. Sudah awak bilang tadi, humornya tingkat tinggi... !
Kadang-kadang, untuk mengenal dunia flora, disuruhnya kita mengeringkan daun-daun di simpan dibuku selama sebulan. Sehingga daun itu menjadi artistik, indah dipandang, cuma serat-seratnya yang kelihatan.
Tapi kawanku si Afri lain lagi ceritanya.
"Siapa yang sudah selesai mengerikan daun?" tanya Pak Sinulingga.
"Saya Pak !! " acung Afri, dengan bangga.
Dia maju ke depan kelas. Membawa buku biologi Jilid I yang agak tebal itu. Mencoba membolak-balik halaman, mencari daun kering yang terselip di buku.
Berkali-kali dia bolak-balik. Tak juga ditemukan. Agak panik dia.
Akhirnya, dengan penasaran, ditunggingkannya buku tsb, sembari dikibas-kibas.
Tapi daun kering tak juga jatuh, malah yang jatuh selembar kertas surat,
warna merah muda..
ternyata selembar surat cinta...
Seluruh isi kelas riuh, terbaha-bahak.
Afri pias wajahnya.
Esoknya pacarnya minta putus karena malu.
Sodih kali liatnya !
Masuk Bab Fauna, disuruh cari Kadal. Awak pun ikut cari di kampus USU (entah ide siapa), rame-rame ngepung kadal di depan fakultas teknik. Sayangnya, ketika Kadal sudah di depan mata, ternyata tak sanggup awak menangkapnya karena geli. Kawan merepet-repet, karena kadal di depan mata lepas. Padahal tadi nyarinya sudah 2 jam. Itulah Kadal, dicari tak jumpa, tapi tak sengaja suka lewat begitu saja. Dasar kadal....!
Terkadang sekelas disuruh bawa pisang (musa paradisiaca), padi (oryza sativa), dan yang sulit mencarinya adalah daun pakis (ptrydophyta). Karena kita harus ke gunung Sibayak dulu, kata buku pakis termasuk tumbuhan dataran tinggi.
Inilah enaknya bisa rame-rame sekelas pergi ke gunung...
Ah itu cuma alasan awak aja ke gunung, padahal banyak di belakang rumah Makcik awak.
Tujuannya... ya mau "senter" cewek sekelaslah ! Naksir, gitu lohhh...
Tapi ketika cewek yang ditaksir cuek2 bebek, awak suntuk.
Orang sibuk memilih dan memetik pakis, yang awak cari daun yang lain..
Mau tau daun apa yang awak cari???
Ya itulah, daun kentut (paedoria faoetida).
Lalu esoknya...
Dikelas heboh..
Semua nuduh si A, si B, si C yang kentut, saling menyalahkan.
(padahal pagi-pagi sekali datang ke sekolah, awak gosok-gosokkan daun kentut itu, supaya getahnya menempel di bawah meja-meja kelas, termasuk meja guru..)
Masuk pelajaran pertama matematika, Pak Gading mendengus..dengus...
Kelas tercium bau bangke..
Semua menutup hidung.
Rumus logaritma rontoklah sudah dari kepala. Tak bisa konsentrasi.
Sangat langka beliau kelihatan marah. Paling hebat, cuma lempar kapur saja, itu kalau murid sudah keterlaluan.
Humornya pun tingkat tinggi.
Kalau otak yang loading-nya lambat kayak jalan labi-labi, pentium 2, pasti ngalami kesulitan nangkap humornya. Biasanya, murid baru tertawa, setelah 5 menit dia ucapkan joke, humor. Sudah awak bilang tadi, humornya tingkat tinggi... !
Kadang-kadang, untuk mengenal dunia flora, disuruhnya kita mengeringkan daun-daun di simpan dibuku selama sebulan. Sehingga daun itu menjadi artistik, indah dipandang, cuma serat-seratnya yang kelihatan.
Tapi kawanku si Afri lain lagi ceritanya.
"Siapa yang sudah selesai mengerikan daun?" tanya Pak Sinulingga.
"Saya Pak !! " acung Afri, dengan bangga.
Dia maju ke depan kelas. Membawa buku biologi Jilid I yang agak tebal itu. Mencoba membolak-balik halaman, mencari daun kering yang terselip di buku.
Berkali-kali dia bolak-balik. Tak juga ditemukan. Agak panik dia.
Akhirnya, dengan penasaran, ditunggingkannya buku tsb, sembari dikibas-kibas.
Tapi daun kering tak juga jatuh, malah yang jatuh selembar kertas surat,
warna merah muda..
ternyata selembar surat cinta...
Seluruh isi kelas riuh, terbaha-bahak.
Afri pias wajahnya.
Esoknya pacarnya minta putus karena malu.
Sodih kali liatnya !
Masuk Bab Fauna, disuruh cari Kadal. Awak pun ikut cari di kampus USU (entah ide siapa), rame-rame ngepung kadal di depan fakultas teknik. Sayangnya, ketika Kadal sudah di depan mata, ternyata tak sanggup awak menangkapnya karena geli. Kawan merepet-repet, karena kadal di depan mata lepas. Padahal tadi nyarinya sudah 2 jam. Itulah Kadal, dicari tak jumpa, tapi tak sengaja suka lewat begitu saja. Dasar kadal....!
Terkadang sekelas disuruh bawa pisang (musa paradisiaca), padi (oryza sativa), dan yang sulit mencarinya adalah daun pakis (ptrydophyta). Karena kita harus ke gunung Sibayak dulu, kata buku pakis termasuk tumbuhan dataran tinggi.
Inilah enaknya bisa rame-rame sekelas pergi ke gunung...
Ah itu cuma alasan awak aja ke gunung, padahal banyak di belakang rumah Makcik awak.
Tujuannya... ya mau "senter" cewek sekelaslah ! Naksir, gitu lohhh...
Tapi ketika cewek yang ditaksir cuek2 bebek, awak suntuk.
Orang sibuk memilih dan memetik pakis, yang awak cari daun yang lain..
Mau tau daun apa yang awak cari???
Ya itulah, daun kentut (paedoria faoetida).
Lalu esoknya...
Dikelas heboh..
Semua nuduh si A, si B, si C yang kentut, saling menyalahkan.
(padahal pagi-pagi sekali datang ke sekolah, awak gosok-gosokkan daun kentut itu, supaya getahnya menempel di bawah meja-meja kelas, termasuk meja guru..)
Masuk pelajaran pertama matematika, Pak Gading mendengus..dengus...
Kelas tercium bau bangke..
Semua menutup hidung.
Rumus logaritma rontoklah sudah dari kepala. Tak bisa konsentrasi.
sorry kalau ada yang tersinggung
BalasHapusYa tidak tersinggung. Kan hanya cerita masa lalu.
BalasHapusTambahin ceritanya(Bandi, alumni 90)
BalasHapusIyaaa. Bentar..ikutinn aja
BalasHapus