Kenakalan Waktu SMA


Koyok Disambung lagi.

Awakni suka diinbox kawan alumni sma 6 mdn di Fesbuk, supaya nerusin., ya awak tancap ajalah.

Awak tak kan bilang siapa yang lebih dulu “dewasa” waktu jaman sekolah di SMA 6 dulu. Disebut dewasa, karena lebih maju setapak – maksudnya, kita-kita masih “puber”, kawan-kawan yang lain lebih maju duluan “dewasa”. 
Kalau soal merokok main kebut-kebutan, ganggu murid cewek, colak-colek, ya biasalah, namanya saja puber.
Tapi yang lebih dulu “dewasa” itu, hiyyy seram, sudah nyoba gelek (ganja). Buku cabul masuk kelas. Alamaaak, ngeri kaliii ! Padahal kumisnya pun belum tumbuh, hehe..bulu ketiak pun masih jarang-jarang. Namanya saja terpengaruh teman, sok reman lah.

Yang belajar puber, ya itu tadi, coba-coba nonton film Edwige Fenech, alamaaak, napas berdegup keras, mata tak berkedip. Inilah gaya pejantan. Coba-coba merokok, kalau kepergok saudara atau omak/bapaknya, hajab, kena kunci (cubit) perut tu di rumah.

Soal cewek, awak tak taulah, paling mereka gosip-gosip cowok. Kadang-kadang melalak di warung-warung bakso, bahkan ke Selayang, tebar pesona ke warung-warung kampus di USU sana. Bolak-balik menyisir rambut dan sapu bedak, bahkan pasang lipstik sikit. Mata lentik pun berkerjap-kerjap. Hihihi…

Ada lagi cerita lain…
Kawan awak itu lebih gawat lagi. Pas ada grass-track, balap kereta (sepeda motor) di Stadion Teladan, disikatnya kereta ayahnya yang plat (BK) merah, CB Glatik. Diprontolin, persis kayak nguliti bulu ayam. Bugil. Tinggal roda, stang, mesin dan tempat duduk.
Nah, kalau sudah berlaga dia, lupa kereta dinas bapaknya. Karena balapnya hari minggu, nah, habis balap (ya pasti kalah), malamnya sibuk dia memasang lagi asesoris kelengkapan kereta . Esok hari, ayahnya bingung, kok ban kereta tau-tau sudah gundul dan. mesin terbatuk-batuk. Alamaaak…ngeri kali. (alaaaahh…taunya awak, ceweknya bertambah satu lagi, anak sma lain). 
Ada cerita kawan awak yang lain, sebut saja si Bonar.
Waktu itu malam minggu.
Sudah pintar dia nyetir mobil. Bonar dikompori melakukan sesuatu tentang mobil daihatsu kotak sabun bapaknya.
“Mainkanlah Bonar, kita tak punya cewek, mending kita raun-raun keliling kota,” teriak yang lain. “Cari cewek kita di Kesawan…!” sodok seorang kawan.
Bonar semangat. Kembang hidungnya karena diumbang.
Diam-diam kami mengendap-endap, masuk ke garasi mobil bapaknya. Sengaja mobil dimatikan. Mobil tanpa dihidupkan (distater), didorong pelan-pelan. Menjauh dari pagar rumah. Mendekati jalan raya. Setelah semua beres, cabutlah keliling kota.

Pertama, masuk halaman parkir Hotel Danau Toba, karena di samping situ, ada pertunjukan live-music. Karena tak ada uang, tak berani masuk. 
Belok lagi, meluncur ke parkir Hotel Darma Deli, kelakuan sama, menggoda cewek-cewek  di halaman restoran live music.
Putus cerita. Masih sama, semua bokek. Tak berani masuk.
Akhirnya mobil kotak sabun diarahkan memutar halaman lapangan merdeka, lewat Titi Gantung, di ujung jalan dekat bioskop Riang. Aha, banyak cewek-cewek bertaburan di pinggir jalan.
Mobil merapat di sisi jalan, mesin masih hidup.

“Hai..kenalan yuk,  saya Sony…”ujar seorang kawan awak, pake nama samaran, sok akrab.
“Hai juga, aku Telesonic…” sahut si cewek, suaranya agak ngebas. 
Kacauuu..ternyata itu lokasi para bencong (banci). Semua kecele …!
Entah bagaimana ceritanya, ada kawan jahil, rokok bencong diminta, ternyata bungkus rokok tak dikembalikan.
“Cepat cabuuuut Bonaaarrrrrr !” teriaknya mendadak.
Tanpa ba-bi-bu, Bonar tancap gas. Kaget sambil ketakutan. Mobil kotak sabun melesat, diiringi sumpah serapah kaum bencong.bencong.
 
Setelah menjauh, semua tertawa-tawa, mengulangi cerita lucu tadi.
Padahal wajah sebagian penumpang pucat.

Hari Senin sekolah seperti biasa.

Hari Rabu, naas. Bonar tak masuk sekolah.
Yang lain bertanya-tanya.
Hari Kamis Bonar datang dengan lunglai.
“Kenapa Bonar…?”
Bonar menggeramkan giginya.
“Kacau kelian…waktu bapakku malam Rabu pulang kerja, mobilnya dicegat bencong dekat bioskop Riang itu….”
Hah?
Tak ada yang berani bicara.
Sudah bisa ditebak apa yang telah terjadi….
Pipi Bonar lebam bekas ditempeleng bapaknya.
Kualat.