Senin, 11 Mei 2009

Ujian Kesenian


Ada alasan kenapa pelajaran kesenian itu enak.
Gurunya muda.
Cewek.
Belum nikah.
Gak tau, waktu itu, udah punya pacar apa belum.
Baru tamat dari IKIP Medan
Anak kepala sekolah.
Kalau digodain, gak suka marah.

Kalau ujian teori, itu sih enteng.
Kalau ujian praktek, ini yang buat dengkul awak gemetarrr...
Jantung berdegup keras.
Satu-satu ke depan: Disuruh nyanyi ! Harus pake gaya pulak !
Hah?!

Ada yang nyanyi Koes Ploes "Kapan-kapan"..
Ada yang nyanyi "Simanjuntak gentar" eh maaf, maksudnya: "Maju tak gentar"
Ada yang nyanyi A. Rafiq : "Jangan-jangan kausamakan, dia dengan yang lain, bibirmu..."
Ada yang nyanyi "Hatiku hancur mengenang dikau, berkeping-keping jadinya..."
Oih, oiiih, suaranya sol semua, datar !
Hihihi.. !

Tapi giliran siswa ini yang nyanyi....
Yang lain sudah siap mengolok-olok.
Posisinya mantap, kayak hansip, kaku. Muka tegang.
Semua harap-harap cemas menunggu lagu apa yang bakal dinyanyikannya.
Mulai dia tarik nafas.
Ambil ancang-ancang suara.
"Yak, mulai !"teriak guru cantik itu.

"Aku seorang kapiten...
Punya pedang pendek...
Kalau berjalan..trap.. trap.."
belum habis nyanyian itu, langsung ngacir lari ke kursinya.
Wajahnya memerah.
Busam.

Seluruh kelas riuh.
Hua..huuhaa haaa haaa.. !
Tertawa terbahak-bahak.

Siapakah penyanyi sableng itu?

Ya awaklah itu !

2 komentar:

  1. Ha ha ha... !
    Gurunya anak pak Tarigan ya?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus