Selasa, 05 Mei 2009

Ujian berenang



Waktu jadul, untuk lulus mata pelajaran olahraga itu ada dua penilaian.
Selain ujian teori, ya ujian praktek. Nilainya digabung 2, lalu dimasukkan di raport.

Bagi murid pejantan, yang paling sebel, ya ujian senam kesehatan jasmani (SKJ), yang pake tape, di halaman sekolah.
Supaya lancar ujian, tak jarang latihan di rumah, di depan cermin. Supaya besok nilainya bagus.
Dapat kaubayangkan, ada pejantan di depan cermin, di rumah, belajar senam, yang intro iramanya pasti sangat kau hapal: tet..tet..tereeet... satu hop dua, tiga hop empat !
Nah, yang paling yahud bergerak, sesuai postur badannya yang atletis, ya Pak Rudin. Gerakannya macho man !!
tapi coba kaulihat, pejantan IPA-3 : hmmmm...
Badan bergerak kayak robot, wajah tegang, tangan kayak salaman sama bapak bakal calon pacar: serba kaku ! Kadang kaki belipat-lipat.
Tapi tak apa dipaksakan, yang penting hapal, asal dapat ponten bagus....

Nah, kalau sama pak Sihombing lain lagi..
Dibawa ke kolam renang Jalan Deli, belakang Tapian Daya.
Nah, bagi pejantan yang tiap pelajaran renang hobby-nya cuma makan bihun goreng pedas dan es campur di pinggir kolam, yang akal-akalan cuma membanjur badannya di kamar bilas (supaya dianggap baru latihan renang). Nahhhh... pas ujian pasti kayak kucing kampung disiram air comberan, tak bisa beranang ! Gemetarrrr... !

Pernah kejadian, seorang kawan yang pintar berenang, sombongnya bukan main, dengan in action, dia nunggu aba-aba dari guru.
Tak taukah kalian, bahwa tadi tali kolornya sudah ditarik, dijahili seorang teman.
Nah, pengambilan nilai ujian dimulai. Lima murid pejantan berdiri di pinggir start. Pak Guru mulai teriak: satuuuu.. duaaaaa... tigaa !
Byuuurrr...!!
Tiba-tiba semua murid perempuan menjerit ! Menutup matanya !
Rupanya kawan yang sombong tadi, kolor renangnya melorot sampai lutut.. !
Berubah kakinya jadi tiga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar