Senin, 18 Mei 2009

Kemping


Sumpah !
Mengumpulkan calon pecinta alam itu, di SMA 6 Medan, susahnya bukan main !

Kalau mencari calon pecinta cewek (playboy), itu paling gampang...
Kau kenali aja dia di sekolah, lihat aja di saku celana belakangnya, pasti tersembul sisir, itulah pisau cinta ... !

Supaya banyak penggemar,
maka dibujuklah cewek yang agak-agak cantik sikit, dibujuk masuk pecinta alam sekolah.
Cewek cantik inilah yang menjadi magnit, sehingga cowok anak mami yang takut berak malam di hutan, jadi berani digigit nyamuk.
Dulu, di sekolah tak kenal pecinta alam. Karena orang OSIS-nya tak bisa pasang tenda, kecuali mungkin ketua OSIS, karena dia mantan pramuka, bisanya cuma semaphore! Dibujuk masuk pecinta alam, tak mau pulak dia !
Apa itu semaphore? Itu lho, yang menyilang-nyilangkan bendera (yang kayak bendera orang mati), pengganti morse, tiap disilang-silangkan, menunjukkan huruf A sampe Z.

Nah, kalian yang jago2 semaphore, tolong ajarin awak bilang "au dohot hamu" (I love you), pake bendera semaphore ya... bak semangat awak !

Kalau jaman sekarang, sudah ada handphone (HP), ada sms, jadi mau "nembak" cewek tak perlu lagi belajar semaphore. Cukup pijit-pijit HP, beres !
Jambore saja, sudah ada counter pulsa dan Mc Donald.
Makcik awak aja, dari tengah sawah, masih bisa ngobrol sama anaknya di Amrik sana. "Sehatnya kau Poltak? Makan apa kau di Boston sana? Jangan banyak-banyak kau makan roti dan keju itu, biru nanti mata kau dibuatnya.. !" teriak Makcik.
Alamaaaak ! Ngeri kali kuliat...

Kalau dulu, belajar jadi pecinta alam, awalnya ya latihan camping di Bandar Baru.
Baru minggu depannya berani naik (hiking) gunung Sibayak, lewat Lau Sidebuk-debuk, tempat air panas. Nah, yang semangat naik gunung ini si Andi (82), sekarang dokter gigi (alumni FKG USU). Malah ada yang sampe gunung Sinabung, diantaranya si Bob Bachsinar (81), sekarang tukang potong manusia dia (dokter ahli bedah, FK UISU, FK UNAIR).
Kalau awak bisanya... mendaki gunung Tirtanadi lah.. di ujung jalan Japaris, dekat pasar hongkong. Maksudnya, biar bisa awak keten kolam renang Paradiso di seberang sana, siapa tau ada ikan duyung. Alamaaak, kumat puber awak !

Pernah anak IPS, pergi camping ke Tongging. Komandannya Irwansyah (IPS1) alias Wan Kambing, anak komat. Pulangnya gata-gatal kena tungau.

Tapi ada cerita lain...
Tak awak sebut namanya, ada guru, dicekoki kamput sama muridnya.
Si Jul, anak IPS yang kocak dan bandel itu, kadang--kadang melucunya kelewatan.
Waktu camping di Sembahe, anak laki-laki main gitar, banyak juga yang tenggen minum kamput. Awalnya, kamput dipake cuma untuk mengusir udara dingin gunung. Tapi lama-lama syor juga ketagihan. Terus nambah. Jadilah lisoi-lisoi, parmitu, dimainkan. Bergitar ria.
Pak Guru dicekoki kamput.
Padahal guru tsb, kalau di kelas, galaknya bukan main. Suka main strap !
Nah gantian si Jul jahil, dia ambil kayu, dipukulnya ke kain tenda, padahal di dalam... ada guru tersebut. Pukulan kayu menyentuh Pak Guru.
"Zulllll zzzangan cubit-cubit aku, zuuuulll ! Geeeli kaliii kurasa.. ! " teriak sang guru dari dalam tenda.
Tak puas si Jul. Dibanjurkannya air ke tenda tersebut. Air menetes ke dalam tenda.
"Bah.. maribak ! Hujan pulak sszsekaraaang !" teriak guru dari dalam tenda.
Nah, mulai mabuk dia...
Bedosa awak !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar