Selasa, 24 Februari 2009

Kenakalan remaja..

Kenakalan waktu di SMA 6 Medan, kadang-kadang menjengkelkan orang, sering membuat ortu dan guru merepet habis-habisan..
Tapi ya itulah, namanya juga gejolak remaja.
Kadang-kadang ingin MPO (MenarikPerhatian Orang), eksistens diri, kampungan, lantam, tak masuk diakal.
Kdang-kadang, yang bandel, nakal, itu yang "rada" pintar..
Daripada diam-diam, tapi "bodo", ingusnya meleleh, ketiaknya bau, kan nggak ada kenangan. Iya kan?
Coba kalian survey, kalau diamati dari alumni sma 6 medan, yang banyak berhasil jadi "orang", mungkin banyak yang bandel dan nakal waktu SMA-nya.


(Nah, anda yang merasa, pasti saat ini nyengir2 kuda...!)
Ha .. ha.. ha..
Maka dengarlah nyanyian Iwan Fals:

Guru Oemar Bakri

Tas hitam dari kulit buaya
"Selamat pagi!", berkata bapak Oemar Bakri
"Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali!"
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi, memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu
(*)
Laju sepeda kumbang di jalan berlubang

S'lalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang

Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan
"Berkelahi Pak!", jawab murid seperti jagoan
Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut, cepat pulang

Busyet... Standing dan terbang
Reff.

Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri

Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati

Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri

Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
Kembali ke (*)
Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan
"Berkelahi Pak!", jawab murid seperti jagoan

Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut
Bakrie kentut... Cepat pulang
Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi

Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri..
. Bikin otak seperti otak Habibie

Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri



PERGI SEKOLAH

Oh ibu dan ayah selamat pagi,
Kupergi sekolah sampaikah nanti,
Selamat belajar nak penuh semangat,
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayangi teman,
Itulah tandanya kau murid budiman

hayooo.. siapa yang masih ingat irama SKJ ??
tet..te..tet tet..te..
satu..dua...tiga...empat, mulai !
Maka : "Kamu ke depan ! Pimpin senam...! Teriak Guru Olahraga.
Alamaaaak. Mati awak ! Lebih baik awak disuruh keliling stadion teladan tujuh kali, daripada disuruh pimpin senam. Belipat-lipat kaki awak dibuatnya, tak tau!

Jumat, 20 Februari 2009

DICARI : ALUMNI SMA 6 MEDAN, dimana saja berada...

Alumni SMA 6 Medan yang melanjutkan studi ke universitas di pulau Jawa itu, bermacam-macam.
Yang paling banyak, pasti ke Institut Pertanian Bogor (IPB).
Maklum, sekurangnya tiap tahun sekitar 3 sampai 5 orang, tanpa testing dikirim ke IPB, tanpa melalui tes SKALU, PERINTIS, SPMB, dst. Cukup dengan raport yang baik. Direkomendasi sekolah, diterima di IPB.

Beda yang melalui tes SKALU, PERINTIS 1 (Barat), SPMB, testing langsung dari Medan, atau merantau ke Jawa, jumlahnya cukup sedikit.

Di era 80-an, yang diterima masuk tes melalui jalur SKALU, PERINTIS, SPMB, jumlahnya tidak lebih 5 orang diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Katakanlah Edwin Achdiat (79), Zulpan (80 ?), Andi (80), Surya Satria (81), mungkin masih ada yang lainnya, masuk ITB lewat tes. Rata-rata mereka berangkat ke Bandung, ikut bimbel, dan diterima di ITB. Ada juga gagal setahun, kemudian diterima tahun depannya.
Namun, ada juga yang tembak langsung, tes dari Medan, langsung diterima di ITB, contohnya Asbi (82). Yang terakhir ini, species langka, ordo nasib dan sub-ordo pintar, itu kata pak Sinulingga, guru SMA 6, pengajar Biologi itu.
Sebagian dari mereka terpaku di Bandung, dapat mojang Bandung nan geulis, sekalian dapat ijazah dan ijab-zah, bonusnya memperbaiki keturunan.

Tapi ada yang diterima di Universitas Indonesia (UI) Jakarta, ini juga biasanya merantau, naik pesawat, Tampomas atau bis ALS. Sedikit yang tembak langsung, biasanya adaptasi bimbel, ikut famili, uwak, paman, opung, bere karona, dst, diterima tes di UI. Yang kuingat, ada anak 82, yang diterima di FE-UI, belum lagi yang ngambil diploma, dst. Mungkin ada yang kerja dulu, lalu ngambil extension, masuk ekonomi jurusan senja, alias kuliah sore.

Kalau di Universitas Padjadjaran (UNPAD), katanya banyak. Ada yang di PAAP, Diploma, tak tau aku nama-namanya. Ada yang di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universita Airlangga (UNAIR) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS), Surabaya.

Belum awak dengar, yang masuk ke Universitas Udayana Bali. Mungkin sekalian ingin jadi turis, tapi nyangkut di Pulau Dewata. Siapa tau, sekalian dapat hadiah tatto dia dari sisi pantai Kuta.

Nah, yang disebut-disebut tadi tingkat sarjana (S1) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Tapi kalau yang tingkat pascasarjana (S-2), spesialis, studi profesi, dan Doktor (S-3), itu macam-macam lah jalannya!
Bisa nyangkut dulu sarjana swasta di Medan, Jakarta, dan kota lainnya, kemudian S2 atau S3, lulus dari PTN.
Bahkan S-2 atau S-3 alumni universitas Luar Negeri.
Tak jarang ada yang langsung, tamat SMA 6 Medan, terbang ke luar negeri. Kuliah dan menetap di LN.

Bahkan, gilanya, sarafnya, ada pulak yang sok gelar, dia beli melalui biro jasa gelar MBA, Msc, Ph.D alumni luar negeri, yang bayarnya 10 jutaan. Wisudanya di hotel. Atau beli lewat open university di internet (orang Medan bilang, universitas ternganga !)
Itu universitas kandang ayam ! Tak jelas kuliahnya. Kalau ditanya dalam bahasa inggeris, tak bisa nafas, persis ikan gobi parit jalan Ansari, megap karena limbah.
Hobinya pun cuma buat kartu nama banyak-banyak !
Yang ini, harap kita masukkan dalam intelectual harassement, dan jangan diundang dalam kegiatan alumni ! Buat malu sma 6 medan aja... Tapi awak yakin, nggak ada itu alumni sma 6 medan memakai ijazah sarjana atau pasca sarjana S2-S3 aspal (asli tapi palsu), kecuali kalau orang itu waktu SMA-nya dulu ada bakat senget-senget-nya, kayak layangan buatan jalan Japaris... bawaannya nungkiiik aja terus ke rumah janda. (maaf, maaf, mangap, kalau ada yang tersingung, awak ini cuma bercanda kok. Sumpah ! Swear ! Samber gledek !)


Yang aku bayangkan, mungkin, mungkin,
Kalau tau Prof. Dr. Sofyan Souri, SE (Ak.), alumni sma 6 medan, alumni FE USU, yang ngajar di Univ. Trisakti Jakarta, mungkin aja dia bilang : tak accountable itu !
Kalau kata dr. Bob Bachsinar, SpB, alumni sma 6 (81) yang gagal jadi pereman komat, alumni FK-UISU, FK-Unair, mungkin dia bilang: orang kayak gitu senget lah! Bak awak sunat dia ! (He..he.. si Boy itu, ahli sunat, nanti kalau alumni yang mau disunat lagi, gratis..bak aku ukir biar ada jenggernya ! katanya).
Boy, Boy, Boy ! ingat awak dulu kelas 2 SMA bedah Kucing? Lampu kamar awak tuh di Amaliun, waktu SMA dulu, di atas kusen pintu pake lampu disco: merah-hijau-kuning. Berhasil pulak cita-cita awak ni.

Kesimpulannya, pertemuan alumni, bukan cuma pembuktian gelar atau jadi pejabat, tapi mudah-mudahan bisa bantu kasi bea siswa bagi pelajar sma 6 medan yang berprestasi dengan menyiapkan dana abadi, bantu sekolah, dan bantu masyarakat miskin yang mau sekolah tapi tak mampu.
Mudah-mudahan semua alumni sma 6 medan bisa masuk surga ! Amien... !


Nah, jangan cepat percaya sama gosip ya..
Harus bisa dibuktikan dulu.
Hubungi Panitia Alumni, untuk ikut rame-rame ngumpul.
Ingat, jangan CLBK... (Cinta Lama Bersemi Kembali). Hati-hati alas (hak) sepatu para bini, sekarang sudah terbuat dari baja. Bisa bocor nanti kepala awak !
He.. he.. he..

Kamis, 19 Februari 2009

PREMAN LONTONG ala sma 6..

Boleh percaya, boleh tidak.
Walaupun Preman itu asal katanya Free Man (manusia bebas).
Tapi yang mempopulerkan itu anak Medan !
Karena Medan, pada`waktu dulu, suka membuat istilah-istilah yang populer di Tanah Air, diserap anak gaul Jakarta, jadinya meng-indonesia. Seperti : saraf kau ! Tenggen ya ! mentiko kali, ciak dululah, libas, begadang , coy, nanduk, dsb !

Preman lontong itu, mulanya suka begadang. Pulang pagi kelaparan, nanduk (malak) sarapan di pasar tradisional (pajak!). Takutnya dijewer sama emak ! Tattonya, lidah menjulur (mick jagger), atau tanda LOVE berikut panahnya. (Kadang2 ditulis I love yu Tulkiyem, tergantung nama pacarnya). Dibuat di dada. Tertutup baju. Takut kelihatan emaknya ! Kadang tatto tai lalat, dibuat di bawah bibir kiri. Lebih gila lagi, dibuat garis janggut di bawah bibir, niru penyanyi Eddy Silitonga !
Buatnya, pake pil mencret, ciba, dicelup jarum ujungnya dililit benang ! Ditusuk-tusuk, sembari nyedot gelek !
naudzubillah min dzaliiiiikkkk..... !!!
(mudah-mudahan tak ketahuan anak, kelakuan awak di masa lalu !)

Preman lontong sma 6, lain lagi. Nongkrongnya di warung acek ! Kerjanya cabut atau bolos sekolah. Bukunya diselip di belakang baju, atau kaos kaki ! Merokok di buffet sun yat sen !
Sepatunya ditulis2. Kalau dulu, seragam sma 6, cukup unik, putih-putih ! Kayak pegawe kamar mayat Pirngadi ! (sma lain udah abu-abu-putih). Jadi kalau mau pergi sekolah, awak suka diledek preman komat: "Dinas wak ?! Berapa yang mati semalam?!"
Busam muka awak !

Nah... kalau pak Hasan suka vespanya berenti di buffet.
Preman lontong ngumpet di kolong meja !
Pernah kejadian, emaknya datang ke buffet, si murid yang tadinya lantam, sok preman, kepergok, langsung dijewer emaknya, masuk sampai masuk ke kelas !
"Hilang preman awak coy .. !"

NAIK APA PERGI KE SEKOLAH?

Guru pergi mengajar ke SMA 6 Medan bermacam-macam

Era 70-an :

jalan kaki
Agak langka guru jalan kaki, boleh dibilang hampir tidak ditemukan.

naik beca/bemo/sudaco
naik beca, ini kelas mahal.
naik bemo, sudaco, (75-80-an), ini paling banyak.
Damri itu ditahun 75-an, mulai beredar, lumayan, ada guru yang naik, terutama yang rumahnya di daerah jauh, jurusan Tg.Morawa, P.Berayan, Kp.Lalang.



naik sepeda
Ini yang paling banyak, disebut juga naik sepeda kumbang dan ontel
Guru laki-laki, naik sepeda palang, biasanya merk Phoenix buatan Shyacherng Co.Ltd.
Kalau buatan Raleigh atau Gazelle, wah ini termasuk kelas ferary-nya jaman doeleoe. Buatan Inggeris.
Termasuk kelas mahal, miliknya onderneeming. Lereng (Sepeda, bhs.jawa) bekas mantri kebon !
Tapi tetap saja sepeda yang banyak dipakai, sepeda buatan Pulau Berayan. Disebut buatan solowakia ! (bukan Chekoslowakia), alias eks besi bekas yang dirangkai, dilas, dicat bagus, banyak dijual di kota daerah Surabaya, harganya waktu itu 5000 sampe 10.000 perak !

Jangan lupa, kadang-kadang, guru pake sepeda, penuh dengan tambahan asesoris gantungan, modifikasi boncengan, bahkan sekalian bisa naik boncengan 2 anak dan isteri di belakang, plus satu anak duduk nyerong di depan !

Kalau naik mobil,
langka sekali ! Paling-paling, ada Fiat, Chevrolet kayak taksinya si Poltak.
Bensinnya 1 - 4, alias 1 hari dipakai kesekolah, 4 hari mogok.
Ada juga yang pake Mercy 180, buatan tahun 1957, kayak mercy Buldog ! Takan akan disebut siapa guru pemiliknya, nanti merah pulak di raport awak !
Terkadang itu, mogok, terparkir seminggu, di pinggir jalan ansari, dekat gerbang sekolah.


Pernah kejadian, seorang kawan sekolah, kotak-katik, pintu bagasi mobil terbuka. Akhirnya, jadi penyimpanan buku, tas murid yang bolos. Maklum, mobil lebih seminggu tak diambil pemiliknya. Tempat rahasia penyimpanan rokok, tas dan buku buat bolos memang dianggap paling aman. Singkat cerita, mobil tiba-tiba menghilang, diambil guru pemiliknya.
Besoknya....
Ada 6 murid dipanggil guru piket, di strap !!
Termasuk murid yang nggak tau apa-apa, karena buku PR-nya dipinjam si pembolos,
ikut ketinggalan di bagasi mobil itu !
He he he



Selasa, 17 Februari 2009

Lagi-lagi es krim cuan


Chuan & gerobak esnya
(foto courtesy: FB SMA 6 Medan)



Kalian tau,
apa pekerjaan yang paling berat di dunia ini?
Jawab : membayar hutang !

Apa dosa terbesar waktu skolah di sma 6 medan?
Jawab : curi uang milik keluarga orang meninggal !

LHO?
Iya, aku pernah lihat, kalau ada keluarga murid yang meninggal, entah ortu, adik, kakak, abang, dst, biasanya ada yang berinisiatif mengumumkan berita duka, biasanya 2 orang murid: yang satu menyampaikan kabar, murid yang satu lagi menjajakan kopiah/peci, ke tiap kelas, tak peduli sedang pelajaran apa, gurunya siapa. Semua patuh, kasih saweran !

Terkadang kalau tak punya peci/kopiah, terpaksa kopiahnya pak Amin (kepala Perpustakaan) jadi sasaran dipinjam , yang memang tiap hari ia berkopiah.

Gilanya, kalau duit sudah terkumpul,
ada yang nilep, nyopet, duit dari dalam kopiah !
Dibuat beli es krim cuan !

Kalian tau sebabnya?
Karena:
berita kematian yang disampaikan itu sebenarnya bohong.
Dan anak murid yang dijahili keluarganya wafat, bakalan marah-marah.

memang itu ide gila tak berperikemanusiaan...!
tapi itulah kelakukan dua murid iseng
Mudah-mudan dalam reuni akbar nanti, dia datang untuk minta maaf.
Tapi minta maaf kepada siapa?
????

Senin, 16 Februari 2009

Sekedar Intermezzo...

Si Ucok sambil ngotot bilang: "Archimedes itu orang batak tau !"

Ale amangoi... !
Cammana pulak itu Ucok?

(Kalau kedengaran pak Sopian Sori, guru Fisika paling kalem itu, Archimedes itu orang Batak, pasti marah dia. Coba kalian bayangkan, kalau pak Sopian Sori menghapus papan tulis, pelan, apik dan slow-motion, ditambah tulisannya yang rapih, tegak, mempersona).


Coba kalian dengar, si Ucok membuat dalil:
"molo adong bodda ni lulupkan tu bagasan ni aek...
marhurang boratna, saborat bodda ni lulupkan..."
(Bila ada suatu benda dicelupkan ke dalam bejana
maka berkurang beratnya seberat benda yang dicelupkan).

Zadi jelazzz kann....Archimedes itu orang batak!
Teriak si Ucok.
Tak peeercaya kalian kan?
Coba lihat saja foto Archimedes, itu kayak foto opungku, si si....
(bah ! padahal kayak gitaris rock, Ritchi Blackmore-nya Rainbow, kutengok!)




Kerek timba...

Kalau jajan di es krim Cuan, bosan lah itu..
Jajan di pintu rumah Arab, dekat meja piket, udah biasa...

Kalau jajan pake timba..
Ini yang luar biasa !

Kebiasaan ini turun temurun.
Jajan dari kelas atas, di belakang sekolah.
Jajannnya pake tali timba, yang di kerek ke kelas atas, di belakang sekolah.
(terusan jalan Antara)
Persis kayak film "Ayat-ayat cinta"...
Kalau ketahuan guru, bisa runyam,
sering dijewer guru dari belakang (karena ada yang nitip beli rokok !)
Sakitnya tak sebarapa, tapi malunai ni ... !

Lembu lepas...

Ada kenangan yang lucu,
ingat waktu lebaran haji, ada dua lembu (sapi) tertambat di tiang lapangan basket sekolah.

Malam idul adha, banyak yang nongkrong di lapangan basket.
Bawa gitar. Diam-diam, ada saja yang bawa kamput !

Singkat cerita,
bermain gitarlah, lagu-lagu Ahmad Albar "Dunia ini, panggung sandiwara... dst "
Jreng ! Jreng ! " Hei setan kau berdusta, membujuk adam-hawa... dst" Jreng ! Jreng !
Terkadang main lagu John Denver. "take me hom country road..."
Suasana memanas, yang mabuk kian kalap, menunjukkan eksitensi remajanya !
Diam-diam botol kamput tegak di lingkaran murid.
Alamakjaaang... ! Mulai tenggen pulak !

Entah kenapa, entah siapa yang jahil..
Hidung lembu dijejali jangkrik ! Tali Lembu kurban sengaja di lepas,
Gembok gerbang pintu sekolah sengaja diganjal korek api. Tak bisa dibuka !

Lembu mulai liar... !
Menyeruduk !
Amangoi..
Semua kocar-kacir !
Yang mabuk mendadak sadar ! (terbukti cuma lagaknya saja sok mabuk ! Mentiko awak !)

Semua terbirit-birit dikejar lembu !
Ha.. ha ha.. !
Jadi hilang mabuk awak !
Saksinya: Adi Surya Harun (81), ketua OSIS !
Tangkap dia nanti di reuni !



Coba tebak, mirip muka siapa lembu ini...
Jangan-jangan mirip........ kelas......
J
angan gitulah wak !

SMA 11 alias warung kopi sun yat sen

Kalau dulu bolos, biasanya murid laki-laki, nongkrong di warung kopi (buffet), di simpang Sun Yat Sen.
Yang suka merazia, yaitu Pak Hasan yang rumahnya di Gedong Arca (guru kimia, sekaligus wali kelas).
kalau sudah merepet... "kalian jangan buat lagi sma 11 !" bentaknya.
Maklum, era 80-an, sma negeri yang ada di Medan, cuma sampe sma negeri 10.
Maksud "SMA 11 " itu, ya murid-murid yang banyak nongkrong bergerombol di buffet sun yat sen. Berpakaian seragam putih-putih, kayak seragam penjaga kamar mayat !

Kalau vespa pak Hasan mendadak berenti di buffet, maka berhamburanlah lintang-pukang murid cari selamat. Takut diciriin.

Kalau berantem (tawuran) sama anak SMA negeri 9 Medan, yang letaknya tetangga seberang jalan. Agak seru. Maka batu melayang, melewati atap rumah pecinan, saling lempar bolak-balik. Cuma batas satu bubungan atap rumah. Murid-murid yang ada di lapangan basket tiarap. Siswa laki, bak pahlawan, ikut lempar-lemparan. Soal ini, tanya saja si Karim (80), yang sekarang jadi Lurah di Bandung, dia salah satu pelakunya ! Tangkap nanti dia acara reuni !

Kalau Gong Xi Fat Chai atau Imlek,
maka jeruk-jeruk di tempat berdoa di samping pintu rumah pecinan itu, hilang disentap murid. Kacau kan !
Memalukan...memalukan...
Padahal Lie Hai An, Tie Cien Tian, Cin Cin, Mei, dll sudah menyiapkan kue-kue imlek, kue bakul, di rumahnya.
Aduhai nikmatnnya kerukunan beragama di SMA 6 Medan.
Rusli, Rusmin, di manakah engkau berada sekarang?


Ucok London... dan foto jadul...

Inilah Kepala SMA 6 Medan di tahun 1970-an, dulu namanya Direktur ! (keren kan... Direktur !)
Kata abang saya, Pak Diapari Nasution pernah berkunjung ke London, Inggeris.
kalau mengajar, tak lupa, di depan murid suka menceritakan suasana London.
Tak habis-habisnya.
Maka sering diberi julukan "ucok london" ...
(ini foto kiriman Burhan Batubara, diunduh dari Plasa.com)
Kalau tak salah, Pak Burhan, itu juga guru di SMA 6 Medan.
Tapi awak lupa, ngajar apa Pak Burhan dulu, tolong kasi tau ya...



Terus ada foto guru-guru di tahun 1970-an, lihat aja fotonya, cukup unik kan?
Jangan lupa, dulu banyak yang naik sepeda, kadang naik bemo
Kalau naik bemo, baju putih sang guru, acapkali tercemar karat palang senderan bemo, maka karat besi itu membekas di belakang baju putih guru. Sedihkan jadi guru masa lalu...
Mangkanya : hormatilah gurumu yang bisa membuatmu jadi Professor Doktor di masa sekarang ini. Jangan lupa kacang pada kulitnya, buyuang... !


Di kursi mana kira-kira dalam foto jadul di atas Bu Zahniar dan Pak Rudin?
Yang mana ya Pak Kadir? Pak Hasan? Pak Gading? Mas.. eh pak Marwoto ?


Nah, coba bayangkan, dulu Band Rhythm King (Darma, Darmawi, dan Darmawan ) merupakan band papan atas di Indonesia, saingan beratnya band The Minstrel’s dan The Great Session, itu grup rock ngak-ngik-ngok di masa lalu yang terkenal di Medan.
Kalau tanding musik underground, memang benar-benar adu keras loudspeaker, di Lapangan Merdeka. Dua band langsung di adu dalam 2 pentas berhadapan. Hebat kan !
(mana ada di jaman sekarang 2 band rock diadu kayak gitu !)
Kadang-kadang pake atraksi di tanam atau makan ular ! Jangan lupa, rambut terurai panjang... tentu tak pake tanliper (tancho lima perak, yang belinya disusun kayak lotere dijepret di selembar karton, di kios2). Walaah !

Nggak percaya? Rumah-rumah panggung reot di Komat, suka mengeraskan louspeaker besarnya dengan musik ngak-ngik ngok underground, akibatnya rumah panggung reot itu bergetar-getar, demam, kayak mau tumbang. Yang penting syor lah !


Rhythm King (Purba Bersaudara) sempat manggung dalam acara perpisahan lulusan angkatan 73 SMA 6 Medan. Ya itu tadi, Kepala SMA-nya Pak Diapari Nasution (ucok London). He.. he.. he.

dua burung bernyanyi...
dengan indah sekali....
tapi dekat di situ...
ada satu pemburu...
dia lalu menembak...
satu burung terjatuh...
sungguh sedih..
dst
(
by Rhythm King)

Itu salah satu bait yang awak ingat, suka dipancarkan lewat Radio Amatir ECHO 541, pengelolanya anak (keluarga) Prof. Ani Abbas Manopo.
Jangan lupa, penyiarnya "Mener Megeng", jam 5 sore !
Alamaaak ... ! Apa pulak pakcik ni...

Kalau gitu, tolong abang, Oom, kakek kirimkan foto jadul (jaman dahulu) ke email awak: ardian_faisal@yahoo.com. Biar awak tampilkan di blog ini.

Saran Penghargaan (Award)

ini cuma contoh gambar Award


Awak cuma kasi saran aja, kalau nanti reuni besar SMA Neg 6 Medan diadakan, umumkan siapa yang memiliki saudara kandung paling banyak yang bersekolah dan lulus dari sma 6 medan (kakak-beradik) sekandung.
Maunya sih dikasi penghargaan.
Soalnya, dikeluarga awak ni, cuma punya 4 (kakak-beradik) lulus dari sma 6 medan.
Siapa tau, ada yang lebih banyak lagi.
Umumkan di koran, syaratnya harus kasi kartu keluarganya yang dulu(kalau ada), kalau tidak ya bukti akte kelahiran, kirim ke alamat Panitia. Ditutup tgl 24 September 2009.
Biar tgl 25 September Panitia buat emblem untuk yang mendapat Award, digrafir nama-namanya disitu.
Tgl 26 diumumkan, dan harus datang. Yang tidak datang, dibatalkan Award-nya.
Lucu juga kayaknya, dan ...unik !

Itu cuma usul pak/bu Panitia.
Untuk trophy/emblem, berapa perak lah itu, tak besar duitnya.
Tapi kenangannya itu.
Lucu juga, satu keluarga, kakak-beradik berusaha mencari/memanggil saudaranya untuk datang.
Tapi ini cuma usul kawan.. !

Minggu, 15 Februari 2009

Camping...

Camping menjadi trend di tahun 8o-an
Pak Noval (alm), pria ganteng berkumis, waktu itu dipaksa untuk diboyong camping.
Yang di depan Suwardjito 81 (pake selendang), sekarang dia di Yogya, jadi arsitektur (padahal tak terpikirkan olehnya sampe sekarang bagaimana mempermak SMA 6 Medan yang kumuhnya naudzubillah), yang pojok kiri belakang banget (pak Noval). Cari aja sendirilah !
Yang baju biru si Edi (IPS1- 81), katanya sekarang jadi wartawan Waspada.



Nah ini, anak 82, yang pake kacamata itu Endamora Lubis.
Kalau kalain tak percaya, salah satu orang di foto ini, ada yang terpilih jadi anggota DPRD Propinsi SUMUT 2009-2014. Terlalu kali kalo kawan ni tak datang di pertemuan alumni nanti. Datanglahlah kau Endamora !

Insinyur nanem padi...

Kalo ingat novel Orexas-nya Remi Sylado, novel yang terkenal di era 80-an, ada jagoannya yang pengen jadii "insinyur nanem padi", alias Insinyur Pertanian.
Bah, pemanduan bakat dan prestasi itu, tiap juara 1 sampe 3 di kelas dengan nilai raport yang bagus, biasanya diterima di kuliah di IPB Bogor. Tentunya harus ikut matrikulasi dulu di Kota Hujan itu, sekitar 3 bulan. Kalau lolos, ya dapat dibayangkan gelarnya Insinyur !
Kalau liburan, paling banter main di Kebon Raya, sambil liburan bawa buku, takut di D.O (drop out). Terkadang main ke Monas. Kan jauh-jauh dari Medan belum pernah liat Monas. Rektornya waktu itu Prof.Dr.Andi Hakim Nasution.
Nah, kebetulan ada yang lolos, diterima tes IPB, kebetulan bermarga nasution pula, anak sma 6 medan. Maka jadilah dia sodara rektor, "dia itukan tulang-ku (paman)", katanya bangga. Tapi belum tentu Pak Andi (alm) kenal dia. Yang penting, stand dulu lah, alias mentiko !

Diantara gambar di atas, waktu difoto di dalam kelas, ada yang lulus dari IPB.
Siapah dia? Katanya, sekarang lagi kerja di Riau.

galih dan ratna, tour de Sibiru-biru...


galih dan ratna menjalin cinta
cinta bersemi, dari sma
galih dan ratna, memadu janji

janji setia, abadi... oh galih... oh ratna...
(Guruh Soekarnoputra)

Sepenggal lagu Galih dan Ratna, itu soundtrack dari "Kisah Cinta Dari SMA", ditulis Eddy D.Iskandar, selain novelnya muncul di majalah bobo sama Gadis (maksudnya, majalah Gadis), dilayarperakkan.
Wow ! Akting Rano Karno yang berkumis itu, ditiru oleh kebanyakan remaja, kalau nggak percaya ingat aja wajah dan cara jalan Joko IPA4-81 anak Amaliun.
Dalam cerita Galih dan Ratna naik sepeda....

Maka.. ditirulah naik sepeda bareng-bareng ke pantai Sibiru-biru Indah. Ketika bercanda ria, tiba-tiba air bah muncul, sepeda tertinggal, hanyut 1 km, tapi ketemu juga dicari.
Pulangnya bawa Semangka Deli Tua, dari kebun Rajin Sembiring, anak IPA-3, katanya sekarang jadi perawat.

Ibu Zahniar

Kalau ingat bu Zahniar..... hm..
maka ingat pak Ruddin....
Hatsyiiiik !
Tebak cermat, yang mana ibu Zahniar dalam foto ini?
itu lho... ibu yang seksi...
hmmm.







Wan Kambing...

Foto Irwansyah, 3IPS1-81 pulang camping


Beres jambore di Sibolangit 78, dekat lokasi mesum terbesar di Sumut itu, anak-anak SMA pada demam camping.
Akhirnya dimulailah belajar camping.
Dimulailah dibentuk pecinta alam.

Gak tau juga, selain camping
selain sebagian main kebut-kebutan di selayang (tewas 1 orang anak sma 6 medan, entah siapa yang kerek baju berdarahnya besok di tiang bendera sekolah. Besok paginya sekolah geger dan duka-cita). (Tanya aja si Pay 80, abangnya si Elly 81, pasti hapal luar kepala dia tentang main kebut-kebutan di selayang).
Tapi coba disuruh hapal rumus matematika. Pasti mati aku, katanya.
Waktu itu, kereta (sepeda motor) untuk track yang mantap, ya RX-King.

Kadang ada yang latihan motorcross, di Lapangan Polonia. (yang ini nggak pake mati, tapi pake patah tulang rusuk).
Tanya aja si Andi 82 (Drg), pasti lancar dia cerita.
Waktu itu yang muantap buat jump-ing, Enduro atau RS, atau TX. Yang hebat adalah seri RM.

Tapi yang suka camping itu, ya iwan kambing. Nama lengkapnya Irwansyah anak IPS1- 81, adiknya Edwin Achdiat 79 (alumnus ITB).
Bayangkan, modal seribu perak dia nyampe ke gunung Sibayak. Bahkan gunung Sinabung (6 jam jalan malam, 4000 dpl).
Badannya kecil. Nalurinya tajam. Perkara pasang tenda, dia paling cepat.
Satu lagi... paling tidak suka mandi ! Itulah, mangkanya disebut Wan Kambing....

Ice Cream Cuan

foto sebagian alumni PA3 81
nampang di kelas
yang mana May di dlm foto?


Ingat es krim di pojok halaman sekolah?

Disitulah awak berbagi cerita, di pojok kanan lapangan basket, yang kadang berubah jadi Lapangan Volley, kadang jadi latihan berbaris, ya itu... tukang sulapnya pak Rudin, guru olah raga yang macho itu, dia lah yang bisa menyulap hari itu harus jadi lapangan apa.

Kau tau,
es krim si Acun (dia ajudan yang suka melayani), selalu setia mengantarkan di jam istirahat. Nah, kawan sekelas si May, cewek tergenit di IPA3, mulai merayu si Cuan supaya es krim gelas bisa diantar ke kelas.

Si May membayangkan sirop oranye, tambah irisan roti, ditutup eskrim di dalam gelas, sebentar lagi bakal datang ke kelas.

Karena jam pelajaran itu, katanya (kata si Adi Ketua kelas, merangkap Ketua Osis, merangkap Ketua Upacara, Ketua Paskibra --- ih, serakah ketua dia! ), bahwa pak Gading berhalangan hadir, kata si Adi, kereta CB Glatiknya (sepeda motor) lagi bocor.
Pantesan kelas riuh, sorai, gembira.
Kalian bayangkan, satu soal buatan pak Gading, kalau sudah pembuktian rumus, bisa 2 halaman angka-angka diakrobatkan. Suka bikin pusing !
Kalau sudah demikian, maka kelas jadi hening kayak di kuburan. Sehingga pak Gading bisa santai dengan kebiasaan jeleknya, korek-korek tai hidung... menjentiknya, dan melayang... ! (mungkin aja jatuh di jajaran murid baris depan !


Itu lah sebabnya si May pesan es krim si Cuan...

Tapi, tiba-tiba...
Huuuuuu ! Sorai sekelas.
Wajah spektakular antagonis itu muncul di kelas ! Dalam sebentar ia duduk sambil membuka buku primbon matematik dalam bahasa inggerisnya.
"Kerjakan soal nomor empatbelazzz ! "suara pakj Gading menggelar dengan dialek bataknya.
Tapi, dalam waktu bersamaan, es krim si Cuan muncul...
"Tadi siapa yang pesan es krim? tanya si Cuan, sambil teriak-teriak. "Hayyya...sapa yang pesannn la ??"

Si May pucat..
Murid sekelas bingung.

"Tadi siapa yang pesan? Haya, Es klim ini sudah dibayar..! Glatis !" teriak Cuan keras.
Tak ada yang berani menjawab.

Tiba-tiba..
"Saya ! Saya yang pesan !" teriak pak Gading, Dalam sekejap, es krim hinggap di mejanya.
Pelajaran matematika di mulai.
Semua kembali hening.
Pak Gading menyeka keringat, tadi habis mendorong sepeda motornya.
Panas terik matahari membuat kelas tambah gerah, ditimpali soal-soal matematik.
"Syru..syrupp..sruup.." Es krim dijilat Pak Gading.
Tak lupa sekali ia mengkorek-korek tai hidungnya.
Tek...telunjuk dijentikkan...tai hidung itu melayang !

Si May bengong...
Padahal ongkos becanya pulang tadi telah dikorbankannya buat segelas es krim si Cuan.
Ciaaan deh lu May !

(tapi kan May sekarang katanya kau ada di Polandia, moga2 baca blog ini May !

Bonjour... !


Genre 80-an


Beruntunglah awak masuk SMA 6 MEDAN di genre 80-an.
Ini adalah perubahan dari generasi kampungan, mau masuk ke modern.

Kau pikirlah,
waktu itu generasi remaja baru kenal celana blue jeans, merk mahalnya Levi's Strauss, itu yang asli. buatan USA (amrik)., waktu itu harganya 80 ribu. Tapi ada yang yang lokal merknya Tira (buatan Jakarta), harganya 30 ribu.
Belinya di pertokoan jalan Surabaya dan jalan Semarang. Pulang shopping, tak lupa jajan es campur mei-mei yang sodap itu !

Tapi mau yang lebih murah, ya Levis's buatan UAS (bukan USA Amprik), tapi buatan Usaha Ajo-ajo Sukarame ! Itu di banyaknya di Komat (Kota Maksum), harganya 20 ribu perak. Beres belanja, tak lupa jajan es doger !

Artinya ada perbedaan selera, anak Medan Baru dan Anak Komat.
Tapi, tak pentinglah itu. Yang penting adalah, bagaimana awak menggaet cewek di bundaran air mancur depan Tugu A Yani !

Incarannya tentu saja cewek-cewek SMA Harapan, yang mohai-mohai itu, putih mulus, kalau minum kopi, kayaknya air kopi itu terlihat turun transparan dari leher jenjangnya..
Oi mak jaaang, cewek Medan Baru coy ! Jajanan sehari-harinya juga Donat dan Pizza.

Awak nongkrong pake honda bebek 70-an, yang kalau distater (bukan distater, tapi diengkol pake kaki), harus 16 kali, doanya untuk menghidupkannyanya, ya ikut doa guru Agama (lupa awak namanya).

SMA Harapan bubar, mulailah awak beraksi perlente, rambut jambul, jambang dipotong rata serata kuping, kayak gaya John Travola di film Grease.
Film itu pula yang mengenalkan awak sama cewek SMA Harapan, waktu cabut (bolos) hari Sabtu (padahal ada pelajaran Matematika pak Gading) , awak nonton matine di Mayestik. Kadang-kadang ngawur, sorenya tambah lagi nonton artis film syor edwige fenech.

Rupanya hujan.. kuyup !
Celana jins buatan UAS Komat , luntur, air meleleh biru di sepatu.
Daripada malu, tak jadilah awak naksir cewek Harapan.
Main surat sajalah (prangko 25 perak), akibatnya, tiap hari pulak awak chek di guru piket dekat tangga naik ke kelas IPA.
Ai mak... surat tu tak datang-datang.. !

Woiiiii, DICARI: ALUMNI SMA 6 MEDAN

Ini foto 17-agustusan dihalaman basket , si Fadlan, in action,
ceritanya sih perang-perangan 1945,
nyatanya hujan deras, pulang ke rumah jadi pileks

Kalau anda merasa alumni, tentu saja yang pernah sekolah di sma negeri 6 medan, jalan Ansari 34 medan, yang letak dulu sampe sekarang masih terletak di jantung konta Medan, yang di kanan-kiri penuh sesak rumah, yang kalau belajar kadang-kadang bau makanan aroma bawang putih, tongseng, ddl. Maka daftarkanlah nama di blog ini, siapa tahu bisa mengikuti reuni besar pada tanggal 26 September 2009.
caranya :
1. Kirim ke email sma6mdn_alumni@ymail.com.
jangan lupa, nama dan alamat anda yang jelas.
2. Seksi sibuk:
Freddy Basuki/1977 (08126532854)
Dharma Bakti /1979 (081260808799)
Hj Ediana/1977 (0811644365)
H Zulhelti, SE/1981 (0811605548)

Panitia selengkapnya yang bakal sibuk wira-wiri yang bakal ngurus gedung pertemuan (rencana tempat reuni :Asrama Haji Pkl. Mansyur, Medan).
Wow ! siapa tau Anda mau nawari tempat gratis (hotel bintang, yang kapasitas hubungi lobby pertemuan minimal 1000 orang), ya hubungi nomer tlp di atas.

nah, ini nama-nama panitianya:

Dr Indra, yang saat ini juga adalah Ketua Alumni SMA 6 Medan mengharapkan agar seluruh alumni SMA Negeri 6 Medan dapat menghubungi sekretariat panitia guna pendataan untuk penerbitan Buku Alumni yang akan diterbitkan, antara lain di, Kantor SMA Negeri 6 Jalan Ansari No.34 Medan, Telp.(061) 7367580 atau Adek/Adelan Anas di Radio Most FM (d/h Radio Kamasutra) Jalan Hokkie No.21, Telp.(061) 7360015), atau e-mail: sma6mdn alumni@ymail.com.

Susunan Panitia selengkapnya; Wakil Ketua dr Hasanul Arifin, Ir Hafaz Fadillah, Ir Umar Zunaidi Hsb, H Bayu Fadlan, SE dan Erlna Aipassa, Sekretaris, Freddy Basuki/1977 (08126532854) dan Dharma Bakti /1979 (081260808799), sedangkan Bendahara, Hj Ediana/1977 (0811644365), H Zulhelti, SE/1981 (0811605548) dan Hj Titin Dahlan Hrp/1984.

Kepanitiaan juga dilengkapi koordinator seksi dan Korwil. Khususnya bagi alumni berada di P.Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi dapat menghubungi Bahrul Alam (0818482722) untuk wilayah Kep. Riau sekitarnya dikordinasi oleh Sdr. Edy Wijaya (0811756228) dan Ervin Armansyah, sedangkan P.Batam oleh Sudarmadi (08566608885).

Sekolah ini juga telah banyak melahirkan para tokoh akademisi, birokrat, politik, guru besar di antaranya Prof Dr Arif Nasution (Guru Besar dan Dekan Fisip USU), Prof. Ir. Darwin Sitompul M.Eng (Guru besar FT USU), Prof Dr H Adnan Lelo Guru (Besar FK USU), Drs Amrin Susilo (Ketua Yayasan IBBI Medan), Dr Chandra Pasaribu SP.OG (Kadis Kesehatan Sumut), AKBP Drs Eddi Sumitro Tambunan Msi (Wadir Reskrim Poldasu), H Nasril Bahar (Anggota DPR RI), Zulkifli Husein SE (anggota DPRD Medan), dan Ny Nanan Abdillah.
Sejumlah mantan guru SMAN 6 yang kini masih banyak beraktifitas di bidang pendidikan, seperti Prof Dr Chalida Fachruddin, yang saat ini sebagai Guru Besar USU, Hj Yulinar, Chulet Hasibuan, Ir Burhanudin Harahap, Edi Sarino.
Semuanya bakal diundang datang ! Coba bayangkan, bu Chalida, yang dulu suka digelar sama anak murid ibu 'sasak' (maaf Bu, eh Prof !), bakal datang. Itu lho, rambutnya suka disanggul.

Kaget? Mangkanya ikut reuni !
Siapa tau Anda bakal CLBK (cinta lama bersemi kembali), tapi ingat, asal tahan omelan istri/suami anda di rumah. Alamaaaak, janganlah makcik! Pakcik ! Gawat nanti ! Nanti habis awak dilempar piring terbang buatan komat (kota maksum)

Biar awak tau, ya...
Populasi terbesar alumni SMA 6 Medan adalah ...... anak Komat ! (kota Maksum).
Mulai dari Jl. Japaris, Puri, Amaliun, sampe jalan Halat.
Biar kalian tau ya.... kalau dulu pacarannya (cabut sekolaha), kalau tak nonton, ya makan rujak di Kolam Raya ! Alamaaak... sodap kali kurasa.
Janjiannya, di warung kopi simpang sun yat sen. bah !

Jadi ingat Pak Rudin awak (guru olahraga) yang macho itu... (beliau itu anak Komat !)